MAKALAH
Diajukan Sebagai Tugas Terstruktur Pada Mata
Kuliah Perencanaan
PERENCANAAN BAHAN-BAHAN
PENGAJARAN
Oleh:
Kelompok 3
Fitri
Susanti 2410.006
Lusi Ostari 2410.011
Susanti mayusri 2410.034
Amelia Susanti 2410.042
Melinda Dharma A 2410.037
Nora Anggraini 2410.044
Dosen
pembimbing
Imammuddin,
M.Pd
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
SUMBAR
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Masalah penting
yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau
menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu
siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam
kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar
dalam bentuk "materi pokok". Menjadi tugas guru untuk menjabarkan
materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu,
bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan
dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru, dan
cara mempelajarinya ditinjau dari pihak murid.
Berkenaan dengan
pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah dimaksud meliputi cara penentuan
jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan (treatment)
terhadap materi pembelajaran, dsb. Masalah lain yang berkenaan dengan bahan
ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan
sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku. Padahal banyak sumber bahan ajar
selain buku yang dapat digunakan. Buku pun tidak harus satu macam dan bdak
harus sering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai buku dapat dipilih
sebagai sumber bahan ajar.
Termasuk masalah
yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru memberikan
bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu
mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis
materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh
siswa. Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap ganti semester atau
ganti tahun ganti buku.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun
rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar untuk membantu guru agar mampu
memilih materi pembelajaran atau bahan ajar dan memanfaatkannya dengan tepat.
Rambu-rambu dimaksud antara lain berisikan konsep dan prinsip pemilihan materi
pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria dan langkah-langkah
pemilihan, perlakuan/ pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran.
Sehubungan dengan itu, pada makalah ini kami
penulis akan menyajikan penjelasan tentang Perencanaan
Bahan-Bahan Pengajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
Pengertian Perencanaan Bahan-Bahan Pengajaran?
2.
Apa
fungsi bahan-bahan Pengajaran?
3.
Apa
manfaat dan tujuan penyusunan bahan-bahan pengajaran?
4.
Apa
prinsip-prinsip pemilihan bahan-bahan pengajaran?
5.
Apa
langkah-langkah dalam pemilihan Bahan-bahan pengajaran?
6.
Bagaimana
menentukan cakupan dan urutan
bahan-bahan pengajaran?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui Pengertian Perencanaan Bahan-Bahan Pengajaran.
2.
Untuk
mengetahui fungsi bahan-bahan Pengajaran.
3.
Untuk
mengetahui manfaat dan tujuan penyusunan bahan-bahan pengajaran.
4.
Untuk
mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan-bahan pengajaran.
5.
Untuk
mengetahui langkah-langkah dalam pemilihan Bahan-bahan pengajaran.
6.
Untuk
mengetahui cara menentukan cakupan dan
urutan bahan-bahan pengajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan
ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau
mengajar dan material atau bahan[1].
Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa,
bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching
material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Pendapat lain mengatakan Bahan
ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktor untuk
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan
tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah merupakan
seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan
siswa untuk belajar. Sebuah bahan ajar mencakup antara lain:
(1)
Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru),
(2)
Kompetensi yang akan dicapai,
(3)
Content atau isi materi pembelajaran,
(4)
Informasi pendukung,
(5)
Latihan-latihan,
(6)
Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK),
(7)
Evaluasi dan
(8)
Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials)
secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari
pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau
nilai[2].
B. Fungsi Bahan-Bahan Pengajaran
Bahan pengajaran berfungsi sebagai:
a. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran, sekaligus
merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
b. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
C. Tujuan dan Manfaat penyusunan bahan ajar
1. Tujuan
a. .Menyediakan
bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan
kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting
atau lingkungan sosial siswa.
b. Membantu
siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang
terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan
guru dalam melaksanakan pembelajaran.
2.
Manfaat
Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang
guru mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni antara lain:
a.
Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan
kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa,
b.
Tidak
lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,
c.
Bahan ajar menjadi labih kaya karena
dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,
d.
Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman
guru dalam menulis bahan ajar,
e.
Bahan
ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru
dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya
D. Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi
pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan[3].
Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran
hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang
diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang
diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.
Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan
juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya
cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika
terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga
yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
E. Langkah-langkah pemilihan bahan ajar
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu
perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan
ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh
guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan
materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar
haruslah mengacu atau merujuk pada standar kompetensi.
Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan ajar, sampailah
kita pada langkah-langkah pemilihan bahan ajar[4].
Langkah-langkah
pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi
Aspek-Aspek Yang Terdapat Dalam Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu
perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena
setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi
yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan
materi pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu
pencapaiannya.
b. Identifikasi
Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar
kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara
terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan
prosedur (Reigeluth, 1987).
Klasifikasi Materi Pembelajaran Menjadi Fakta, Konsep, Prosedur, dan
Prinsip
No.
|
Jenis Materi
|
Pengertian
|
1
|
Fakta
|
segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran
|
2
|
Konsep
|
Definisi, segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa
timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus,
hakikat, inti /isi dan sebagainya.
|
3
|
Prinsip
|
berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi
dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan
antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
|
4
|
Prosedur
|
angkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu
aktivitas dan kronologi suatu sistem. Bagan arus atau bagan alur (flowchart),
algoritma, langkah-langkah mengerjakan
sesuatu secara urut.
|
c. Memilih
Jenis Materi Yang Sesuai Dengan Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar
Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar
kompetensi yang telah ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup
yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar
kompetensi.
Berpijak dari aspek-aspek standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih
jenis materi yang sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Materi yang akan diajarkan perlu
diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif,
atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi
jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan
dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi,
langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan
standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan
mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi
pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi
pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan
tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan
mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip,
prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan
penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran:
1.
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa
mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya
"ya" maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah
"fakta".
2.
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu,
mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan
suatu definisi ? Kalau jawabannya "ya" berarti materi yang harus
diajarkan adalah "konsep".
3.
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
berupa menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut
atau membuat sesuatu ? Bila "ya" maka materi yang harus diajarkan
adalah "prosedur".
4.
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan
antara berbagai macam konsep ? Bila jawabannya "ya", berarti materi
pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori "prinsip".
5.
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk,
suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya "Ya", maka materi
pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek afektif, sikap, atau nilai.
6.
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
berupa melakukan perbuatan secara fisik?Jika jawabannya "Ya", maka
materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik.
d. Memilih
Sumber Bahan Ajar
Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya
adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat
kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal,
koran, internet, media audiovisual, dsb.
F. Penentuan Cakupan Dan Urutan Bahan Ajar
Masalah cakupan atau ruang lingkup, kedalaman, dan urutan
penyampaian materi pembelajaran penting diperhatikan. Ketepatan dalam
menentukan cakupan, ruang lingkup, dan kedalaman materi pembelajaran akan
menghindarkan guru dari mengajarkan terlalu sedikit atau terlalu banyak,
terlalu dangkal atau terlalu mendalam. Ketepatan urutan penyajian (sequencing)
akan memudahkan bagi siswa mempelajari materi pembelajaran.
1.
Penentuan Cakupan Bahan Ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi
pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta,
konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik, sebab
nantinya jika sudah dibawa ke kelas maka masing-masing jenis materi tersebut
memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.
Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran juga
harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan
cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang
dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi
menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus
dipelajari/dikuasai oleh siswa.
Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan
(adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu
diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi
pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang
telah ditentukan. Misalnya, jika suatu pelajaran dimaksudkan untuk memberikan
kemampuan kepada siswa di bidang jual beli, maka uraian materinya mencakup: (1)
penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan rugi; (2) rumus
menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan; dan (3)
penerapan/aplikasi rumus menghitung laba dan rugi.
Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan
untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak,
terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar
yang ingin dicapai.
2.
Penentuan Urutan Bahan Ajar
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat
penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan
yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang
bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya.
Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi
penjumlahan belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika
materi pengurangan belum dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang
lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok ,
yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.
a.Pendekatan prosedural.
Urutan materi pembelajaran secara prosedural
menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah
melaksanakan suatu tugas.
b. Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis
menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas
ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk
mempelajari materi berikutnya.
Contoh : Urutan Hierarkis (berjenjang)
A Soal ceritera tentang perhitungan laba rugi dalam jual beli Agar siswa
mampu menghitung laba atau rugi dalam jual beli (penerapan rumus/dalil), siswa
terlebih dahulu harus mempelajari konsep/ pengertian laba, rugi, penjualan,
pembelian, modal dasar (penguasaan konsep). Setelah itu siswa perlu mempelajari
rumus/dalil menghitung laba, dan rugi (penguasaan dalil). Selanjutnya siswa
menerapkan dalil atau prinsip jual beli (penguasaan penerapan dalil).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahan ajar
adalah merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga
tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan
siswa untuk belajar. Sebuah bahan ajar mencakup antara lain:
(1)
Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru),
(2)
Kompetensi yang akan dicapai,
(3)
Content atau isi materi pembelajaran,
(4)
Informasi pendukung,
(5)
Latihan-latihan,
(6)
Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK),
(7)
Evaluasi dan
(8)
Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu
perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan
ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh
guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan
materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar
haruslah mengacu atau merujuk pada standar kompetensi.
B.
Kritik dan Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan. Kami tetap berharap makalah ini tetap memeberikan manfaat
bagi pembaca. Namun, saran dan kritik yang sifatnya membangun dengan tangan
terbuka kami terima demi kesempurnaan dimasa akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Sastrawijaya tresna.1991.Strategi Pengembangan program pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Harjanto, 1997. Perencanaan
Pengajaran. Rineka cipta. Jakarta.
Nana syaoidih. 1996.
Perencanaan pengajaran. Rineka cipta. Jakarta.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=perencanaan bahan-bahan pengajaran&source=web&cd=18&cad=rja&ved=0CEgQFjAHOAo&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFPBS%2FJUR._PEND._BAHASA_DAERAH%2F195704011984121 RAHMAN%2F006_Perencanaan_Bahan__Pembelajaran.pdf&ei=eHNrUJGLIomIrAeg1YCYDw&usg=AFQjCNGHe1969rJYm8b1
[3] http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=perencanaan%20bahan-bahan%20pengajaran
[4] http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=perencanaan%20bahan-bahan%20pengajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar